Header Ads

Pemimpin Oposisi Rusia ini Dipenjara 20 Hari Karena Serukan Demo Tak Berizin

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dijatuhi hukuman 20 hari penjara karena menyerukan sebuah demonstrasi tak berizin. Hukuman itu membatalkan rencana Navalny untuk menghadiri demonstrasi besar akhir pekan ini.

Koridor sempit yang mengarah ke ruang sidang kecil Pengadilan Simonovsky di Moskow dipenuhi wartawan dan pendukung. Semuanya berdesakan, mencoba mengambil posisi terbaik. Navalny, yang berharap dapat menantang presiden dalam pemilihan umum tahun depan, kesulitan masuk ruangan.
"Begini, mereka (pemerintah Rusia) tidak akan membiarkan saya berbuat apapun," kata Navalny kepada awak media. "Mereka tidak akan membiarkan saya mengadakan demonstrasi, mereka tidak akan membiarkan saya maju (menjadi calon presiden) dan bahkan mereka tidak akan membiarkan saya masuk ke ruang persidangan saya sendiri," cetusnya seperti disitir Independent, Selasa 3 Oktober 2017.
Navalny mengaku sempat mengira hukuman yang akan dia terima hanya denda, bukan vonis penjara. Ia berharap akan ada keringanan hukuman nantinya.
Di akhir sidang, hakim memutuskan Navalny dinyatakan bersalah karena menyerukan kepada para pendukungnya untuk menghadiri demonstrasi ilegal.
"Ini hadiah ulang tahun untuk Putin," balas Navalny, mengacu pada Presiden Vladimir Putin. "Dia takut pada demonstrasi kita," serunya.
Presiden Rusia akan merayakan ulang tahunnya yang ke-65 pada 7 Oktober mendatang-- hari yang sama dengan demonstrasi yang direncanakan Navalny di kota kelahirannya, St Petersburg.
Serangkaian unjuk rasa yang diserukan Navalny telah membuatnya menjadi oposisi langsung Kremlin. Menurut sebuah undang-undang kontroversial yang diperkenalkan pada masa jabatan pertama Putin, demonstrasi massal perlu mendapat izin pemerintah daerah setempat.

Dalam praktiknya, aturan hukum telah digunakan untuk menumpulkan kekuatan oposisi. Sebagian besar demonstrasi Navalny belum mendapat izin resmi.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.