Cara Gampang Kids Zaman Now Jadi Pahlawan
Anak muda sekarang atau populer di media sosial dengan
sebutan "kids zaman now" bisa menjadi pahlawan dengan menjadi agen
kemajuan, perdamaian, dan kesatuan NKRI, kata pengajar Kajian Strategis dan
Global Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia
Muhammad Syauqillah.
"Meski bukan produk Penataran
P4 seperti generasi muda 1990-an, anak muda zaman now harus memiliki kepedulian
dan pertahanan dalam menghadapi ancaman global, seperti radikalisme dan
terorisme," kata Syauqillah di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Jumat
(10/11).
Doktor lulusan Universitas
Marmara, Turki, itu mengatakan perjuangan anak muda saat ini adalah perjuangan
melawan intoleransi, radikalisme, dan upaya perpecahan lainnya.
"Itu adalah tantangan nyata
di depan anak muda zaman now. Karena itu, mereka harus bisa melakukan
kontranarasi terhadap konten-konten negatif di dunia maya baik itu intoleransi,
radikalisme, terorisme, dan hoaks," katanya.
Menurut dia, langkah ini mau tidak
mau harus dilakukan anak muda zaman sekarang karena ini terkait keberlanjutan
sebuah bangsa dan negara.
Terkesan acuh tak acuh
Kalau dulu para pahlawan berjuang
merebut kemerdekaan, maka sekarang anak muda juga harus berjuang mempertahankan
dan mewujudkan cita-cita para pahlawan itu, kata Syauqillah.
"Faktanya, negara kita sedang
banyak menghadapi ancaman baik itu dari sisi ekonomi, politik, budaya, dan
intoleransi. Itulah yang harus dilawan anak muda zaman now," katanya.
Ia mengakui anak muda zaman
sekarang terkesan acuh tak acuh dengan masalah-masalah kebangsaan. Karena itu,
ia mengajak generasi muda untuk tidak larut dalam modernisasi dan tetap
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dan kearifan lokal.
Anak muda zaman sekarang juga
diminta tidak malu belajar dan memahami Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Tentunya pemahamannya harus
disesuaikan dengan tren dan cara anak muda zaman now. Pancasila tidak lagi bisa
kita sekat menjadi ideologi satu kelompok saja karena Pancasila milik semua
generasi muda," katanya.
Menurut dia, anak-anak muda harus
diajak memiliki Pancasila, bukan sekadar sebagai objek doktrinasi sehingga
tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap Pancasila menjadi kuat.
Tidak ada komentar