Bantuan Kemanusiaan Rakhine Sudah Bisa Masuk ke Myanmar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bantuan
kemanusiaan Indonesia sudah bisa dikirimkan ke Myanmar. Bantuan sudah bisa
dikirim setelah pemerintah Indonesia, Myanmar dan Palang Merah Internasional
membahas mengenai mekanisme pengirimannya.
Lebih dari dua pekan setelah Menlu
Retno mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan State Counsellor Aung San Suu
Kyi, bantuan kemanusiaan Indonesia bisa dikirimkan. Dalam pertemuan dengan
wartawan Indonesia di sela menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), Menlu Retno mengatakan izin penerbangan dan administrasi
lainnya sudah diselesaikan.
"Bantuan kemanusiaan kita
untuk ke Myanmar sudah dapat berangkat, karena flight clearence dan
macam-macamnya sudah diperoleh dan rencana besok bantuan kemanusiaan Indonesia
akan diterbangkan ke Myanmar," ujar Menlu Retno, di New York, Rabu 20
September 2017.
Menlu Retno menyebutkan bantuan
kemanusiaan itu akan diterbangkan ke Myanmar melalui Yangoon International
Airport dan akan dibawa melalui darat ke Rakhine State.
Daftar barang juga sudah diberikan
oleh Myanmar, sayangnya, Menlu Retno tidak menyebutkan apa saja bantuan yang
diberikan. Namun, menurut dia, bantuan tersebut sesuai dengan kebutuhan para
warga di negara bagian Rakhine.
"Setelah kita komunikasi
dengan Myanmar, kita mendapat list barang yang diperlukan dan kita urus semua
perlengkapan administrasi dan perizinan, termasuk izin terbang. Dan besok akan
dibawa bantuan kemanusiaan dari Indonesia," ujarnya.
Mantan Duta Besar RI untuk Belanda
tersebut menambahkan Indonesia berharap dengan diberikannya bantuan kemanusiaan
ke Myanmar, khususnya Rakhine, situasi keamanan di sana akan kembali normal.
Indonesia, ujar Retno, juga
berbicara mengenai pembangunana yang inklusif di wilayah Rakhine. Menurutnya,
pemerintah Myanmar sudah mudah untuk melakukan pembangunan inklusif karena
sudah sesuai dengan rekomendasi yang diberikan Ketua Komite Penasihat Rakhine
Kofi Annan.
"Di rekomendasi Kofi Annan,
ada 88 rekomendasi yang sifatnya komprehensif karena menyangkut semua bidang
yang dapat dilakukan pemerintah Myanmar untuk penduduk di Rakhine," jelas
Retno.
Rekomendasi yang diberikan Kofi
Annan sudah mencakup mengenai masalah pembangunan ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan lain sebagainya. Retno menambahkan, jika rekomendasi tersebut
dijalankan, masyarakat internasional bisa melihat kembali negara bagian Rakhine
menjadi wilayah damai yang masyarakatnya dapat hidup berdampingan secara
harmoni.
"Dengan begitu, pemerintah
dapat melakukan pembangunan secara inklusif di Rakhine State," sambungnya.
Menlu Retno dalam pertemuan dengan
Aung San Suu Kyi awal bulan ini di Naypyitaw, Myanmar menyampaikan usulan dari
masyarakat Indonesia yang dirumuskan dalam formula 4+1. Salah satu di dalam
rumusan itu adalah mengenai dibukanya akses bantuan kemanusiaan dari masyarakat
internasional ke Rakhine.
Setelah melalui proses yang
lumayan panjang, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang bisa memberikan
bantuan kemanusiaan ke Rakhine. Indonesia juga bekerja sama dengan Bangladesh
untuk mendistribusikan bantuan untuk pengungsi Rakhine di negara tersebut.
Tidak ada komentar